Panggilan Terbuka Sekolah Salah Didik Fase “Hutan Siswa” Rumpun Studi #1 “Anggota Masyarakat yang Serbatidak”

Forum dan Kolektif Belajar Kunci dan Sekolah Salah Didik tengah mengembangkan ekosistem hutan siswa yang di dalamnya terdapat rumpun-rumpun studi yang saling menghidupi. Kami mengundangmu bergabung dalam proses belajar bersama dalam Rumpun Studi #1 “Anggota Masyarakat yang Serbatidak” yang akan berlangsung selama September – November 2022.

Rumpun Studi “Anggota Masyarakat yang Serbatidak” menggunakan periode 1980-an sampai 1990-an sebagai situs eksplorasi dan pantulan kritis dari situasi Indonesia saat ini. Periode 1980-an sampai 1990-an adalah periode kejayaan Orde Baru. Sekaligus ia adalah periode ketika semua orang dipaksa untuk tiarap, ketakutan, dan bermimpi. Masa depan dibayangkan dalam rencana dan visi. Sebagian dari rencana dan visi ini dimaterialisasikan dalam beragam gerakan klandestin. Bagaimana beragam gerakan klandestin ini bertransformasi sebagai spirit waktu yang ikut mendefinisikan gerakan sosial masa depan? 

Rumpun studi ini terdiri dari beberapa kegiatan: kuliah umum, pembacaan arsip, praktik bercerita (storytelling), kelompok membaca, tunjukkan dan ceritakan (show and tell),  workshop zine kolase. Semua kegiatan akan diarahkan untuk membuat Linimasa Kolektif. 

Mekanisme Pendaftaran

  1. Panggilan ini terbuka bagi siapa saja yang berkomitmen untuk terlibat aktif selama 3 bulan (September – November 2022). Tidak ada batasan usia atau syarat jenjang pendidikan formal. Peserta bisa mengikuti kegiatan secara daring dan/atau luring. Bahasa komunikasi utama adalah bahasa Indonesia.
  2. Isi formulir pendaftaran melalui tautan https://bit.ly/panggilanSSDInternal (bagi rekan SSD yang sudah pernah bergabung) atau https://bit.ly/PanggilanSSDEksternal (bagi calon peserta yang belum pernah bergabung). Persyaratan utama adalah Pernyataan Motivasi, yang bisa dibuat dalam format tulisan sepanjang maksimal 500 kata atau rekaman lisan dengan durasi maksimal 5 menit. Terangkan alasan ketertarikan, penelitian atau aktivitas yang sedang dikerjakan, atau gagasan penelitian masa depan. 
  3. Tenggat waktu pendaftaran 21 Agustus 2022 (3 minggu setelah Panggilan Terbuka diterbitkan)
  4. Jika ada pertanyaan silakan kirim surel ke [email protected] (dengan cc ke [email protected] , [email protected]).
  5. Daftar peserta terpilih akan diumumkan ke email masing-masing peserta pada 1 September 2022.

Kilas Balik Sekolah Salah Didik 

Sekolah Salah Didik digagas oleh Forum dan Kolektif Belajar KUNCI pada akhir  2015. Mulanya KUNCI tertarik dengan bentuk sekolah sebagai eksperimen untuk keberlanjutan organisasi, baik secara material maupun non-material. Motif utamanya ingin membangun sekolah sebagai taman gagasan, laboratorium afeksi, arena konflik dan ruang persekutuan ide-ide baru. Sekolah ini diawali tanpa asumsi tentang apa yang harus atau tidak harus dipelajari dan berangkat dari keinginan untuk belajar bersama, sembari menginterogasi arti kebersamaan itu sendiri.

Kini, proses belajar bersama Sekolah Salah Didik sudah melibatkan dua angkatan. Angkatan pertama mengujicobakan metode belajar tanpa hierarki guru-murid yang terinspirasi dari eksperimen pedagogi emansipatoris Joseph Jacotot pada abad ke-19. Turun ke Bawah (Turba) yang diadvokasi oleh Lembaga Kebudayaan Rakyat (Lekra) pada 1950-an sampai 1960-an adalah metode berikutnya yang diujicobakan. 

Angkatan kedua Sekolah Salah Didik memulai uji coba melalui metode nyantrik yang bertumpu pada laku keseharian dalam relasi antara guru (master) dengan murid. Metode kedua menelusuri sejarah prinsip dan praktik pendidikan Taman Siswa yang muncul pada masa penjajahan Belanda sebagai salah satu bentuk perlawanan terhadap diskriminasi kelas dan rasial dalam institusi pendidikan kolonial. 

Hutan Siswa dan Rumpun Studi

Layaknya hutan yang bisa tumbuh dari relasi rumpun tanaman yang menjadi bagian dari ekosistem, model yang sama hendak diupayakan KUNCI. Keberhasilan ekosistem hutan adalah keberhasilan hubungan antar-rumpun. Begitu pula dengan KUNCI melihat Sekolah Salah Didik menggeser sedikit logika Taman Siswa ke bentuk ekosistem hutan yang dalam praktiknya terwujud dari rumpun-rumpun yang membentuk kehidupan bersama.

Upaya pergeseran logika belajar bersama ini mendorong KUNCI untuk mengundang teman-teman untuk turut terlibat dalam proses eksperimen belajar bersama dalam kerangka rumpun studi. 1,5 tahun ke depan adalah rencana awal yang dipatok untuk menguji eksperimen ini. Rumpun studi adalah ruang untuk memulai bersama-sama, mengujicobakan, serta mempertanyakan kurikulum belajar berbasis tematik dalam kerangka rumpun studi. Tema-tema ini adalah tema-tema yang muncul dari aktivitas dua angkatan partisipan Sekolah Salah Didik. Metode belajar, kurikulum belajar antar-rumpun bisa saja berbeda bergantung kepada konteks apa, siapa, dan cara menjalani rumpun studinya.

Ada empat jenis rumpun yang akan dilangsungkan secara estafet bergantian, yaitu Rumpun Studi Anggota Masyarakat yang Serba Tidak, Rumpun Studi Keadilan & Perawatan Interseksional, Rumpun Studi Pendidikan Komunitas, Rumpun Studi Ekonomi Solidaritas, Rumpun Studi Kelestarian Ekologi. Masing-masing rumpun studi akan menghasilkan artikel website, zine, podcast, dan program publik. Program publik bisa berbentuk diskusi terbuka dan beragam bentuk presentasi lain sesuai hasil diskusi dengan para anggota rumpun studi. Ketiga kegiatan tersebut akan diakomodasi dalam durasi tiga bulan dengan pembagian tugas yang akan didiskusikan bersama. Masing-masing rumpun studi menyusun silabus belajar yang berbeda-beda untuk memberi gambaran atas program belajar apa saja yang akan terjadi selama periode belajar rumpun studi. 

Berikut cakupan topik dan waktu masing-masing Rumpun Studi: 

  • Rumpun Studi #1: Anggota Masyarakat yang Serbatidak (September – November 2022)

Sebagai titik berangkat persemaian Hutan Siswa, Rumpun Studi ini berawal dari ketertarikan atas seni budaya sebagai bagian dari strategi dalam gerakan sosial. Periode 1980-an sampai 1990-an akan menjadi  situs eksplorasi dan pantulan kritis dari situasi Indonesia saat ini. Ia merepresentasikan periode kejayaan Orde Baru, sekaligus ia adalah periode di mana semua orang dipaksa untuk tiarap, ketakutan, dan bermimpi. Masa depan dibayangkan dalam rencana dan visi. Sebagian dari rencana dan visi ini dimaterialisasikan melalui beragam gerakan klandestin. Bagaimana beragam gerakan klandestin ini bertransformasi sebagai spirit waktu yang ikut mendefinisikan gerakan sosial masa depan? 

  • Rumpun Studi #2: Keadilan dan Perawatan Interseksional (Desember 2022 – Februari 2023)

Rumpun Studi ini akan mempelajari proses-proses penciptaan keadilan yang dilakukan oleh komunitas dan berasal dari pengalaman kekerasan akibat penindasan berdasarkan kelas, gender, ras dan bentuk diskriminasi lainnya. Bentuk-bentuk kerja perawatan sebagai pemenuhan kebutuhan individu sekaligus keniscayaan dalam hidup bersama akan dieksplorasi untuk membayangkan proses pemulihan keadilan yang tidak lagi bersandar pada wewenang polisi dan sistem penghukumannya, melainkan sebagai proses transformatif untuk mewujudkan ruang dan rasa aman bersama.

  • Rumpun Studi #3: Pendidikan Komunitas (April – Juni 2023)

Komunitas dan pendidikan dalam rumpun studi ini bukanlah semata fokus dan objek kajian. Keduanya bisa dipertukarkan dengan kesadaran terarah pada eksplorasi dan elaborasi proses. Dengan demikian, proses pendidikan dalam sebuah komunitas maupun komunitas yang merawat proses pendidikan dapat menjadi bahan pembicaraan dan kajian. Rumpun studi ini ingin bergerak ke luar dari bentuk dan institusi pedagogi formal/mapan yang membatasi siapa “yang diajar” dan “yang mengajar,” juga untuk siapa dan untuk apa proses pembelajaran terjadi. Untuk menghindari pengulangan gagasan pendidikan yang sudah ada, cakupan kegiatan rumpun studi ini  akan dibicarakan bersama di awal. Dengan begitu komunitas bisa direntang-ciutkan dari bentuk-bentuk komunitas pendidik atau pendidikan komunitas normatif sesuai dengan bergulirnya proses.  

  • Rumpun Studi #4: Ekonomi Solidaritas (Agustus – Oktober 2023)

Berbekal berbagai eksperimen ekonomi solidaritas di tengah pandemi rumpun studi ini ingin mencatat, mempelajari, dan memahami bagaimana dan apa yang membuat sistem solidaritas bekerja. Tanpa ingin meromantisir dan sebagai upaya menaksir ulang mengenai konsep solidaritas, ruang belajar ini ingin menggali lebih jauh dari praktik-praktik yang sudah usai maupun kemungkinan-kemungkinan yang belum diwujudkan. Batas-batas, kemungkinan, bentuk-bentuk perhatian, juga hal-hal yang dilupakan akan dikaji ulang melalui penelusuran bersama. Belajar dari praktik-praktik yang hadir di bawah payung solidaritas kami juga mempertanyakan soal sejauh mana kesenjangan dipersoalkan di dalamnya, dan sejauh mana kerja-kerja non-reproduktif (yang tidak  mereproduksi sistem timpang yang sama) bisa dibongkar ulang. Pada periode belajar bersama ini praktik konkret pun bisa diujicobakan untuk menaksir asumsi-asumsi yang mengendap hingga kini, soal solidaritas maupun perhatian.

  • Rumpun Studi #5: Kelestarian Ekologi: Memperjelas Perbedaan Antara Jelas dan Tidak Jelas (Desember 2023 – Februari 2024)

Rumpun studi ini berniat mempelajari persoalan gagasan, teori, dan laku/tindakan berkeadilan ekologi yang telah dilakukan secara mengakar oleh kelompok masyarakat ataupun terwujud dalam bentuk-bentuk kerja komunitas. Tujuan dari proses belajar ini adalah untuk bersama – sama saling belajar dan melengkapi upaya gerakan akar rumput yang telah mendahului capaian atas penciptaan keadilan ekologi dan sosial.